Minggu, 16 April 2017

TEKNIK PERAWATAN MESIN



Pengertian Perawatan Mesin

Teknik perawatan berasal dan kata maintenance engineering. Maintenance dapat diartikan sebagai suatu kegiatan penjagaan sesuatu hal pada kondisi yang sempurna. Engineering dapat diartikan sebagai penerapan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan pada praktek berupa perancangan, konstruksi dan operasi struktur, peralatan dan sistem. Dengan demikian teknik perawatan dapat diartikan sebgai penerapan ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk menjaga kondisi suatu peralatan atau mesin dalam kondisi yang sempurna.
Kerusakan mesin dalam suatu instalasi industri dapat mengakibatkan masalah yang sangat besar dan sangat mahal. Untuk mengurangi masalah-masalah ini, maka perawatan dan perbaikan perlu diterapkan.

Tujuan Perawatan Mesin Produksi
  1. Melakukan perawatan dan pemeliharaan peralatan produksi sehingga selalu berada dalam kondisi daya guna efektif.
  2. Melakukan perawatan peralatan produksi dengan biaya seekonomis mungkin.
  3. Melakukan modifikasi peralatan produksi sebagai improvement dalam mencapai standar kualitas yang lebih baik.
  4. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu,
  5. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.


Peranan Program Perawatan Mesin (Caranya)
PREVENTIVE MAINTENANCE
Preventive maintenance merupakan maintenance rutin yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan sebelum usia pakai (life time) peralatan tersebut berakhir. Preventive maintenance biasanya didasarkan pada jam operasional peralatan. Jenis-jenis preventive maintenance dapat dikelompokkan atas:



Oiling
Oiling adalah tindakan pemberian oli terhadap komponen-komponen bergerak, penggunaan oli pada umumnya untuk bagian-bagian peralatan yang tertutup seperti gearbox. Pemberian oli terdiri dari penggantian dan penambahan. Jenis oli yang digunakan setiap peralatan tidak ada yang sama tergantung pada kondisi kerja peralatan tersebut.
Untuk kondisi kerja dengan temperatur tinggi seperti turbin digunakan oli Turbo T46, sedangkan untuk hydrolic power pack dan hydrolic system lainnya menggunakan oli Turalik 52 atau Oli Meditran SAE 10.
Greasing
Merupakan proses penambahan dan penggantian grease, biasanya menggunakan alat berupa pompa grease (pispot). Grease digunakan untuk bearing, bushing dan poros.
Penggantian
Penggantian spare part rutin dilakukan sesuai dengan rancangan awal peralatan tersebut, sesuai dengan usia pakainya. Penggantian spare part tersebut untuk menjamin optimalisasi kerja unit secara keseluruhan. Seperti penggantian filter pada mesin diesel.
Penyetelan
Penyetelan dilakukan untuk mengembalikan peralatan ke kondisi semula, sehingga kerja peralatan tersebut tetap optimal. Seperti penyetelan kerenggangan rotor bar dengan ripple plate pada unit ripple mill sesuai dengan efisiensi peralatan tersebut, penyetelan damper separating colomb, secondary separating colomb dan LTDS.

CONTOH PERAWATAN PADA MESIN SKRAP

PERAWATAN MESIN SEKRAP

1.Jangan mengoprasikan  mesin yang belum di kenal cara kerja nya, karena akan mengakibatkan kecelakaan dan kerusakan pada mesin.
2.Gunakan peralatan bantudan perlenkapan mesinyang cocok untuk mengoprasikan mesin.
3.Periksalah pelumas mesin sebelum mengoprasikan mesin.
4.Lakukan pemanasan (Machining) agar minyak pelumas menyebar dan membasahi bagian-bagian yang bergerak.
5. Mesin yang masih dingin tidak boleh di berikan beban berat.
6.Jaga bagian-bagian yang bergesek/sliding agar tetap bersih dari kotoran.
7.Jangan meletakan peralatan bantu pada bagian-bagian mesin yang bergerak atauberputar.
8.bersihkan mesin setelelah digunakan dan di beri pelumas tipis pada bagian-bagian yang bergesekan dan pada bagian-bagian yang mudah berkarat
9.Kembalikan bagian-bagian mesin yang digeser/digerakan keposisi semula atau netra.
 10.Matikan saklar-saklar dan pastikan tidak ada arus listrik yang yang masuk pada mesin.


HAL-HAL YANG PERLUDIPERHATIKAN MENGOPRASIKANKAN MESIN SKRAP

1.     Matikan saklar sebelum penyetelan langkah lengan.
2.     Pahat harus dalam posisi bebas dari benda kerja selama penyetelan langkah lengan
3.     Matikan mesin sebelum menambah ketebalan penyayatan,jika pengaturnya menggunakan eretan/suport.
4.     Jangan membersihkan sayatan dengan tangan.
5.     Jangan memegang pahat yang sedang bekerja.
6.     Jangan meletakan peralatan bantu diatas mesin, ternyata pada bagian-bagian mesin yang bergerak atau berputar.
7.     Matikan mesin dengan segera jika terjadi kesalahan.
8.     Jaga agar mesin tetap bersih, terutama pada bagian-bagian bergesek/sliding
9.     Periksalah minyak pelumas pada mesin sebelum menghidupkan mesin, batas minyak pelumas minimal ½ dari lingkaran kata kaca indikator.
10.   Periksalah tuas-tuas otomatis mesin,apakah terpasang dengan benar.
11.   Laporkan kepada instruktur jika ada bagian-bagian mesin yang rusak atau hilang
12.   Gunakan perlengkapan dan peralatan bantu yang cocok atau sesuai dengan fungsi dan kegunaanya.


PEDOMAN PADA WAKTU MEYEKRAP

1.   Bersihkan permukaan meja mesin dan alas ragum sebelum ragum diikat.
2.   Ikat ragum dengan kuat dan posisi ragum harus berada di tengah-tengah meja.
3.  Periksalah kesejajaran rahang tetap ragum terhadap sumbu mesin dengan meng gunakan Dial Testing indikator ( DTI ).
4.  Ikat benda kerja pada ragum, Beri bantalan (pararel bar) pada landasan ragum agar pada saat penyayatan benda kerja tidak turun.
5.  Benda kerja yang terpasang pada ragum harus rapat dengan bantalan bawah, pukul permukaan benda kerja dengan palu nylon,palu karet, (Mallet) atau palu besi sehingga bantalan bawah tidak bergser/bergerak.
6.  Atur lankah lengan mesin sehingga kelebihan lankah  bebas kedepan dan ke belakang      1:2.
7.   Atur kecepatan langkah lengan (LPM), sesuai dengan tabel pada mesin.
8.   Pasang pahat dengan kuat, posisi pahat jangan terlalu panjang atau terlalu pendek.
9.  Tempatkan pahat di atas bidang sayat dan putar eretan sehingga jarak antara pahat dengan bidang sayat setebal kertas tipis.
10.  Tempat pahat kesisi benda kerja untuk mengatur ketebalan penyayatan.
11.  Kemudian turunkan pahat dengan memutar hanndle eretan / suport sejumlah devisi          yang di inginkan.
12. Pengatur ingsutan meja secara otomatis gunakan yang kasar dahulu (Rafing), pada    tingkat penyelesaian akhir (Finising) gunakan ingsutan halus.
13.  Gantilah dengan pahat halus/ pahat Finising pada tinkat penyelesaian akhir.
14 Pada saat penyayatan kasar (Rafing) dan halus (Finising) gunakan cairan pendingin (coolent) yang di izinkan.


NAMA & FUNGSI BAGIAN-BAGIAN MESIN SKRAP SAAT OPRASIONAL
 
Tuas No:
1.     Tuas segi empat yang digunakan untuk mengatur kasar dan halusnya ingsutan/pergeseran meja kearah Vertikal maupun horizontal secara otomatis.
2.     Baut pengunci poros penopang meja untuk penyayatan-penyayatan tebal
3.     Tuas segi empat yang di gunakan untuk menggerakan meja kearah vertikal (naik-turun) secara manual.
4.     Tuas segi empat yang di gunakan untuk menggerakan meja kearah horizontal (kekiri-kekanan ) secara manual.
5.     tusa otomatis utama yang digunakan untuk mengatur gerakan meja kearah Vertikal atau horizontal secara otomatis.
6.     Pelatuk yang di gunakan untuk mengatur gerakan meja kearah Vertikal maupun horizontal secara otomatis  atau Horizontal secara otomatis
7.     Buat pengikat pemegang pahat (Holder)
8.       Baut pengunci eretan / suport.
9.       Handle eretan / suport untuk mengerakan eretan.
10.    Tuas segi empat yang digunakan untuk mengatur posisi lankah lengan.
11.    Saklar tonkat untuk menghidupkan dan mematikan mesin.
12.    Tuas segi empat yang digunakan untuk membuka /menutup, memanjang dan memendekan lankah lengan.
13.    Tuas pengaturan kecepatan lanhkah lengan.
14.    Tuas segi empat yang di gunakan untuk memeriksa lanhkah lengan secara manual.
15.    Panel mesin.
16.    Saklar panel mesin.
17.    Kaca indikator pelumas mesin.
18.    Motor penggerak.

TEHNIK MENGATUR LANGKAH LENGAN

CARA I:
  
1.     Putaran tuas no. 14, sehingga pahat di posisi titik paling belakang
2.       Putar kekiri no. 10 sehingga pahat di posisi 10 mm di belakang benda kerja.
3.       Putar tuas no 14 sehingga pahat maju dan tempatkan pahat dititik paling depan
4.       Dari titik paling depan ukur kelebihan atau kekurangan panjang langkah ke titik 5 mm di depan benda kerja.
5.       Tambahkan atau kurangi ½ dari kelebihan atau kekurangan lanhkah, gunakan tuas no 12.
6.       Geser pahat 5 mm di depan benda kerja, gunakan tuas no 10
7.       Periksalah langkah lengan secara manual dengan memutar tuas no 14


CARA II:

1.  Netralkan / nol kan langkah dengan memutar kekiri tuas no. 12 sampai titik akhir.
2.  Geser pahat ke posisi 5 mm di belakang garis tengah benda kerja, gunakan tuas no 10
3.  Buka / besarkan langkah kebatas 10 mm di belakang benda kerja dengan tuas no 12
4.  periksa langkah lengan putar tuas no 14 kekiri.



CATATAN:
*Putaran ke kanan =Searah jarum jam.
*Putaran ke kiri =Berlawanan arah jarum jam.

*Tuas NO.10: *Buka ke kanan dengan hentakan
*Di putar kekanan.pahat mundur
*Diputar ke kiri,pahat maju
*Cincin di putar kekiri terbuka/los.
  Di putar kekanan,mengunci/mengencang





*Tuas NO.12 :*Buka ke kanan  dengan hentakan.
*Diputar ke kanan lankah bertambah panjang
*Di putar kekiri, lankah bertambah pendek.
*Di putar kekanan sampai batas, langkah paling panjang
*Di putar kekiri sampai batas,lankah netral/los.
* Cincin platik di putar kekiri,terbuka/los
*Diputar kekanan mengunci.

*Tuas NO.1 :*Buka ke kiri dengan hentakan
  *di putar ke kanan mengunci.

·         Untuk memeriksa langkah kerja lengan putar tuas no.14 ke kiri 


PREDICTIVE MAINTENANCE
Predictive maintenance bertujuan untuk mengetahui lebih dini kemungkinan terjadinya kerusakan pada suatu unit. Dengan diketahuinya kondisi peralatan tersebut dapat dilakukan tindakan untuk mencegah peralatan tersebut breakdown pada saat beroperasi yang dapat menyebabkan terjadinya stagnasi proses produksi. Predictive maintenance terdiri dari merger tester, vibro tester, thickness tester.
  1. Merger tester digunakan untuk mengetahui tahanan isolasi dari electromotor, bila tahanan isolasi electromotor rendah perlu dilakukan serlak ulang, hal ini akan dapat mencegah electromotor terbakar.
  2. Vibro tester berfungsi untuk mengetahui getaran suatu peralatan seperti bearing, jika getarannya telah melebihi standar maka perlu dilakukan penggantian atau penambahan grease jika masih memungkinkan.
  3. Sedangkan thickness meter berfungsi untuk mengetahui ketebalan suatu unit dan laju keausan suatu peralatan sehingga dapat direncanakan penggantiannya.
BREAKDOWN MAINTENANCE
Breakdown maintenance merupakan perbaikan yang dilakukan pada suatu unit yang terhenti operasinya akibat kerusakan pada alat tersebut. Pada dasarnya breakdown maintenance sangat tidak diinginkan, karena akan mengganggu proses produksi. Oleh karena itu preventive maintenance dan predictive maintenance perlu untuk dioptimalkan. 
 
Bagan Perawatan Mesin Produksi Bagi Perusahaan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijOvnddULeU76tFP7aisCzKAjIxUOi199OLb3B_Dkg4IXOeH5ePXJ0DW69BCAQV5mgMHST7vLb46kyApg0n-2oWopfLE2htTAJjZPZNDqW8Q9QxhGz1IBwUfBnst871A4ZqlitTQzz65A/s320/permes01.jpg



Jenis-jenis pekerja Perawatan Mesin
  1. Prefentive Maintenance. disebut juga tindakan pencegahan atau overhaul, yaitu kegitaan pemeliharaan dan perawatan untuk mencegah kerusakan yang tak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang menyebabkan fasilitas operasi lebih tepat.  Pemeliharaan prefentif apabila direncanakan dengan baik dapat mencegah terjadinya kegagalan atau kerusakan, sebab apabila terjadi kerusakan peralatan operasi dapat berakibat kemacetan produksi secara total.
  2. Corrective Maintenance, Disebut juga break down maintenance, yaitu kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan, kegagalan, atau kelainan fasilitas produksi sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik.













Sumber :
http://teknikmesinpnup.blogspot.co.id/2012/08/macam-macam-maintenance.html
https://www.slideshare.net/sucahyodidik/metode-perawatan-mesin
http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2014/02/seputar-pengertian-pemeliharaan.html
http://moch-yunus.blogspot.co.id/2010/11/teknik-perawatan.html