Pendahuluan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu
langkah awal dari perjalanan organisasi, seorang pemimpin organisasi
tidak akan pernah terlepas dari kegiatan pengambilan keputusan. Terdapat
macam-macam faktor yang mempengaruhi suatu pengambilan pengambilan
keputusan. Salah satu faktor tersebut adalah bagaimana sebuah struktur
organisasi yang telah dibuat mempunyai peran penting di dalam menentukan
suatu keputusan yang tepat dan cepat. Efektifnya sebuah struktur
organisasi membuat pengambilan keputusan dilakukan secara cepat dan juga
tepat. Tentunya struktur organisasi yang efektif bisa berjalan apabila pelaku organisasi
menjalankan tugas dan wewenang layaknya yang tergambar di dalam struktur
organisasi tersebut. Menurut Dahlan (2005) Tidak mudah tentunya untuk melakukan
pengambilan keputusan, mengingat proses pengambilan keputusan seperti proses
mempertimbangkan, memahami, dan menalar tentang segala sesuatu. Seorang
pemimpin yang mengambil sebuah keputusan, tentunya sudah memikirkan
secara matang-matang dalam memutuskan hal tersebut. Pentingnya organisasi yang
efektif memudahkan pemimpin organisasi dalam mengambil keputusan. Jika
srtruktur organisasi dapat diwujudkan secara efektif, seorang pemimpin
perusahaan tidak akan dibuat sulit oleh informasi atau data yang diperoleh dari
berbagai sumber di setiap bidang organisasi. Karena semakin besar struktur
organisasi, maka semakin besar juga tahapan yang dilakukan dalam
mengidentifikasi masalah, memilih alternatif dan mengevaluasi keputusan yang
diperoleh dari setiap bagian organisasi. Pengambilan suatu keputusan
terjadi sebagai akibat dari sebuah masalah (problems).
Menurut Ibu Sayamsi , Pelaksanaan keputusan yangdibuat lebih ditekankan pada sifat kepemimpinan dari orangyang
mengambil keputusan (dalam, ). Aktivitas organisasi yang efektif
tentunya membutuhkan waktu, karena jika suatu organisasi tersebut baru
dibangun, tidak mudah untuk menciptakan struktur organisasi yang efektif,
tetapi bukan tidak mungkin hal itu tidak dapat terwujud. Untuk mewujudkan hal
tersebut tentunya harus terjalin koordinasi diantara pelaku organisasi, adanya
pembagian kerja yang jelas serta terperinci seluruh aktivitas kerja.Terdapat
beberapa aspek dalam menyusun struktur organisasi yang efektif
yaitu meliputi pembagian kerja (bagan dan bentuk bagan organisasi),
departementalisasi, bagan organisasi, dan organisasi formal. Sumber daya
manusia (SDM) juga sangat berpengaruh dalam upaya mewujudkan struktur
organisasi yang efektif, karena pelaku organisasi merupakan faktor utama yang
berpengaruh dalam hal tersebut. dalam menjalankan suatu fungsi organisasi
tentunya tidak pernah terlepas dari manajemen yang meliputi Planing
(prencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating (Pengarahan), dan
Controlling (pengendalian). Ke-lima fungsi tersebut merupakan bahan untuk
membuat suatu keputusan).
Semakin besar hirarki organisasi maka struktur
organisasi yang dibentuk akan semakin rumit. Hal tersebut dapat berpengaruh
dalam proses pengambilan keputusan. Semakin lebar atau
besar hirarki organisasi maka semakin efisien
organisasi,karena mempercepat proses pengambilan keputusan dan meningkatkan kemudahan
dalam penyampaian serta penyerapan informasi.
Menurut Wikipedia Secara etimologis kata
organisasi mempunyai dua arti, yang pertama yaitu lembaga (instansi) atau
kelompok fungsional, sebagai contohnya adalah organisasi rumah sakit dan
organisasi perusahaan. Yang kedua adalah sebagai salah satu cara dalam
melakukan kegiatan organisasi yang dialokasikan dan ditugaskan di antara para
anggota-anggotanya supaya tujuan organisasi dapat tercapai dengan efektif dan
efisien. Struktur organisasi adalah gambaran dalam bentuk formal yang
berisi organisasi. Struktur organisasi menunjukkan gambaran dan susunan
perwujudansistem yang tetap serta mempunyai hubungan di antara fungsi-fungsi,
masing-masing posisi, maupun pegawa-pegawai yang menunjukkan kedudukan, masing-masing
wewenang serta tanggung jawab yang berlainan dalam suatu organisasi. Sedangkan
menurut Wikipedia struktur organisasi adalah bagaimana pekerjaan dipecahkan,
dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara resmi atau rapi.
Terdapat pengertian lain tentang struktur
organisasi, menurut Cyril Soffer (dalam Ismail,) organisasi adalah
asosiasi/persatuan orang-orang yang masing-masing diberi tugas atau tanggung
jawab tertentu dalam suatu pola kerja dan pemisahan kerja dimana pekerjaan
dalam organisasi tersebut dibagi kewajiban atau okupasi dan diberikan kepada
para pemegang jabatan untuk memperoleh satu kesatuan hasil. Selain terbentuk
dari sekelompok orang, oranisasi pun melibatkan berbagai faktor produksi
seperti modal, material, mesin-mesin, dan teknologi yang penggunaanya
dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mencapai tujuan organisasi. Organisasi
menurut Edgar Schein mempunyai arti lain, menurutnya organisasi mempunyai empat
karakteristik yang serupa: adanya koordinasi upaya (coordination of effort),
tujuan bersama (common purpose), pembagian tenaga kerja (division of labor),
dan hierarki wewenang (hierarchy od authority) (dalam Ismail,).
Struktur organisasi
Menurut Wikipedia organisasi merupakan suatu
kumpulan orang dalam suatu wadah untuk mencapai tujuan bersama yang diharapkan
. Organisasi dapat terbentuk jika dilakukan oleh dua orang atau lebih yang
saling bekerja sama. Tentunya setiap pekerja tidak lepas dari perannya
masing-masing yang sudah dijelaskan di dalam struktur organisasi. Masing-masing
pekerja mempunyai tugas dan wewenangnya masing-masing serta dibagi ke dalam
departemen-departemen organisasi. Misalnya departemen produksi, keuangan,
pemasaran, dan lain-lain. setiap orang yang ada di dalam departemen tersebut
harus bekerjasama agar terjadi koordinasi untuk mencapai tjuan organisasi.
Tidak hanya itu, masing-masing departemen juga dapat bekerjasama sehingga
tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif.selain tiu organisasi dapat
diartikan kumpulan dua orang atau lebih yang bekerjasama secara terstruktur
untuk mencapai tujuan atau serankaian tujuan tertentu. Sedangkan menurut Marwan
Organisasi dapat didefinisikan juga sebagai “dua orang atau lebih dalam upaya
sistematik untuk menghasilkan barang atau jasa”. Menurut Casio (dalam
Marwan,1992), setiap organisasi
Terdiri atas orang-orang
·
Yang melakukan
tugas-tugas khusus
·
Yang dikoordinasikan
·
Untuk meningkatkan
nilai atau kegunaan
·
Dari sejumlah barang
atau jasa
·
Yang diinginkan dan
disediakan untuk sekumpulan konsumen.
Setiap organisasi memiliki rencana dan tujuan,
tentunya tidak akan terlepas dari proses pencapaian tujuan dilakukan melalui
pelaksanaan sejumlah fungsi, yakni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan. Dapat digambarkan bentuk dari organsisasi (struktur organisasi)
menurut Tedjasutisna (1999), yakni:
1.
Bentuk Vertikal
Bentuk vertikal ini mirip dengan bentuk
piramida hannya bagian vertikal dibuat dalam bentuk tegak lurus.
2.
Bentuk Horizontal
(Mendatar)
Menurut Keith Davis (dalam Lely, 2002)
proses pengorganisasian dapat ditinjau dengan dua cara. Cara yang pertama
adalah dipandang sebagai proses kontruksi dimana sejumlah besar unit kerja yang
kecil digabungkan menjadi pekerjaan, departemen, divisi, dan akhirnya menjadi
sebuah lembaga. Kedua, organisasi dapat dipandang sebagai analisi untuk
mengelompokkan bidang pekerjaan individu, divisi, dan departemen. Dilihat dari
sudut ini, pengorganisasian dilakukan melalui pembagian kerja dan
pendelegasian.
Pendapat Keith Davis di atas dapat disimpulkan
bahwa pengorganisasian dapat dilaksanakan dalam:
A.
Merupakan proses
rekonstruksi organisasi yang sudah ada menjadi struktur organisasi yang baru.
B.
Merupakan proses
analisis untuk mengelompokkan bidang pekerjaan divisi, departemen, dan akhirnya
ditugaskan kepada orang tertentu.
Sedangkan menurut King dan Anderson (dalam
Atty, 2009) struktur organisasi dicirikan dengan adanya pembagian kerja yang
jelas, mekanisme control, dan koordinasi tugas. Peran-peran kerja dan mekanisme
administrasi bagi pengawasan, dan penyatuan aktivitas pekerjaan termasuk lintas
batas aktivitas pekerjaan organisasi. Tetapi lain halnya dengan Robbin
(dalam Atty, 2009) menyatakan organisasi adalah bentuk perintah yang
digambarkan dalam bentuk grafis dan tergambar menjadi struktur organisasi.
Sejalan denan Juch dan Glueeck(dalam Atty, 2009) menyatakan bahwa struktur
organisasi adalah baan yang menjadi tolak ukur atau memandu setiap bagian
oranisasi yang menunjukan siapa melapor kepada siapa dan bagaimana pembaian
tuas secara terpadu dilakukan.
Menurut Ivancevich (dalam Fianda,dkk, 2014)
struktur organisasi adalah bentuk konsep dari seorang pemimpin terhadap
karyawannya bagi individu maupun kelompok dalam mencapai tujuan organisasi.
Terdapat poin-poin penting dalam membentuk
struktur organisasi yang efektif
1. Rancang atau susun struktur organisasi sesuai
dengan misi dan visi organisasi yang akan didirikan. Visi dan misi yang
dimaksud adalah tujuan atau sasaran harus organisasi harus jelas.
2. Rancang susunan organisasi dengan menetukan
langkah untuk mencapai sasaran organisasi.
3. Rancang susunan organisasi dengan menilai
setiap kinerja karyawan. Hal ini dapat mengoptimalkan kinerja karyawan dan
memudahkan struktur organisasi menjadi efektif.
4. Pertimbangkan umur pekerja, hal ini untuk
mengetahui produktivitas karyawan.
5. Melakukan self-assesment kepeda pekerja untuk
memberikan dukungan kepada karyawan mengenai posisi pekerjaan yang sedang
dijalani.
Organisasi dan manajemen
Dalam mencapai struktur organisasi yang
efektif, tidak akan terlepas dari kemampuan pemimpin atau manajer yang
berpengaruh penting untuk membuat organisasi berjalan sebagai mana mestinya.
Manajemen adalah proses perencanaan,
penorganisasia, pengarahan, dan pengawasan atas upaya-upaya para anggota
organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan organisasi. Dan proses
pencapaian tujuan organisasi melalui pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
Dalam konteks tersebut, pemimpin organisasi
atau manajer adalah orang yang bertanggung jawab untuk mengatur, memutuskan,
dan mengarahkan upaya-upaya yang ditujukan untuk membantu organisasi dalam
mencapai tujuannya. Menurut Robbins &Coulter dalam Marwan adalah “someone
who works with and through other people by coordinating their works activities
in order to accomplish organizational goals” (2005, h.5). dengan arti lain,
manajer atau pemimpin organisasi adalah seorang yang bertanggung jawab
melaksanakan proses manajemen atau menciptakan sistem manajemen, baik yang
berada pada jenjang manajemen puncak (top manajemen), manajemen madya (middle
manajemen), maupun manajemen di tingkat yang paling rendah (first-line
management).
Dalam melaksanakan tugas atau kewajiban yang
sesuai dengan struktur organisasi tentunya tidak terlepas dengan proses
manajemen. Proses manajemen dapat digambarkan sebagai berikut:
Terdapat keterampilan manajerial dalam seorang pemimpin
(Marwan,1999):
1. Keterampilan teknis merupakan kemampuan dalam
menggunakan prosedur, pengetahuan dalam bidang tertentu, dan teknik.
2. Keteramplian manusia merupakan kemampuan
manusia tersebut untuk membangun hubungan yang baik dengan sesama dengan
memberi motivasi baik secara individual maupun kelompok.
Menurut Robert L. Katz (dalam Marwan, 1999)
mengatakan bahwa pemimpin organisasi atau manajer pada semua tingkatan
memerlukan keterampilan manusia dalam porsi yang sama besarnya. Jika seorang
manajer mempunyai keterampilan manusia maka manajer tersebut tergolong manajer
yang berhasil mempimpin. Karena indikator keberhasilan seorang manajer
ditentukan bagaimana manajer tersebut bisa atau tidak bekerjasama dengan orang
lain, memotivasi, berkomunikasi, memahami orang lain baik secara individu
maupun kelompok. Sedangkan menurut Bartol dan Martin (dalam Marwan, 1999)
keterampilan manusia (human skills) yang dimiliki seorang pemimpin atau manajer
berkaitan dengan kemampuan seorang manajer untuk bekerjasama dengan orang lain,
baik sebagai anggota kelompok maupun sebagai pemimpin yang mewujudkan
tujuan-tujuan melalui orang lain. Keuntungan dari human skills bagi seorang
manajer sangatlah bermanfaat untuk mengembangkan diri pekerja, memperlihatkan
kinerja yang tinggi dalam mewujudkan tujuan-tujuan organisasi.
3. Terakhir adalah keterampilan konseptual,
keterampilan ini digunakan untuk memendang organisasi secara utuh, memehami
interdepensi antar-bagian, dan mengantisipasi bagaimana perubahan dalam setiap
bagian organisasi organisasi yang akan mempengaruhi organissi secara keseluruhan
atau atau kemempuan memedukan semua kepentingan dan kegiatan organisasi.
Ksinerja manajerial merupakan ukuran tentang
seberapa efisien dan efektif seorang manajer atau sebaik apa seorang pemimpin
menerapkan dan mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan dengan tepat
(Marwan,1999).
Efesiensi merupakan kemampuan untuk mengunakan
sumber daya yang ada dengan langkah atau cara terbaik. Baik sumber daya manusia
maupun sumber daya produksi atau sumber daya alam untuk mencapai tujuan.
Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih
tujuan yang tepat, jelas, dan mewujudkannnya atau “doing the right things”
Jenis-Jenis Pemimpin
Organisasi
Manajer lini pertama
Manajer lini pertama adalah manajer yang
bertanggung jawab atas pekerjaan para karyawan operasional (praktek). Manajer
pada level ini menempati tingkatan paling rendah dalam hirarki organisasi dan
secara langsung terlibat dalam produksi atau kreasi produk organisasi.
Contohnya : supervisor
Manajer madya
Manajer pada level ini merupakan manajer pada
tingkat menengah dalam hirarki organisasi. Dibandingkan denganmanajer puncak
dan manajer lini pertama adalah manajer madya dapat bertanggung jawab langsung
atas para manajer madya yang lain atau pada manajer lini pertama. Manajer ini
bertanggung jawab atas penerapan seluruh rencana organisasi agar tujuan
organisasi dapat dicapai. Perbedaan yang lain pada manajer madya adalah
terdapat beberapa lapis manajer madya.
Contoh: Kepala Departemen
Manajer Puncak
Manajer puncak merupakan manajer yang
bertanggng jawab atas pengelolaan organisasi secara menyeluruh; manajer tingkat
ini menetapkan kebijakn-kebijakan organisasi dan memberi arah bagi interaksi
organisasi dengan lingkunganya.
Contoh: Direktur
Efektivitas dalam Pengambilan Keputusan
Menurut Westra efektivitas merupakan suatu
situasi yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat
yang dikehendaki. Kata efektif diartikan sebagai terbentuknya suatu efek
atau hasil yang dikehendaki dalam suatu perbuatan yang dilakukan. Sedangkan
menurut Susilo efektivitas juga bisa diartikan suatu kondisi atau keadaan,
dimana dalam memilih tujuan yang hendak dicapai dan sarana atau peralatan yang
digunakan, disertai tujuan yang diinginkan hasil yang memuaskan. Pengertian
menurut Susilo dapat diartikan efektivitas bisa ditentukan dari sarana dan
prasarana yang menunjang suatu organisasi yang dibangun, serta pentingnya
memilih sarana dan prasarana sangat menentukan efektivitas organisasi.Menurut
Komaruddin (1994), efektivitas merupakan dimana suatu keadaan yang
memperlihatkan tingkat keberhasilan atau kegagalan kegiatanmanajemen dalam
upaya mencapai tujuan yang sudah ditetapkan terlebihdahulu.Robert L. Trewatha
dan M. Gene Newport (Winardi, 1990)berpendapat dalam makna pengambilankeputusan
adalah proses memilihrangkaian diantara dua macam alternatif solusi yang ada
gunamencapai pemecahan atas masalah yang terjadi atau pada
masalah-masalah tertentu. Dari definisi tersebut dapat dilihat bahwa sebelum
melakukan pengambilan keputusan dilakukan evaluasi untuk memilih alternative
penyelesaian masalah. Suatu keputusan dapat dikatakan efektif jika keputusan
tersebut memiliki resiko minimal dan dapat bermanfaat dalam upaya pencapaian
tujuan organisasi.
Efektivitas dari suatu oranisasi merupakan
sebuah sifat yang terjadi pada oranisasi persekutuan yang dilaksanakan oleh
beberapa kelompok kerja atau lembaga terkoordinir yang mempunyai arah untuk
pencapaian kinerja dan sasaran yang berhubungan dengan kualitas dan
jumlah dan waktu yang sudah diatur dan ditetapkan dengan baik. Menurut Robbin
(dalam ) “efektivitas organisasi disefinisikan sebagai seberapa jauh organisasi
mewujudkan tujuan-tujuannya”
Kualitas Pemimpin
Adanya struktur organisasi yang sedang berjalan
sebagai mana mestinya sangat membantu dalam proses pengambilan keputusan. Semua
itu merupakan peran dari pemimpin yang mampu menggerakan seluruh elemen
organisasi yang dapat memberikan kinerja secara maksimal sehinga tercapainya
organisasi yang efektif, yang menjalankan tugas dan wewenang sesuai dengan apa
yang telah digambarkan dalam struktur organisasi. Pemimpin yang tegas, jujur,
dan amanah merupakan salah satu indikator pendukung keberhasilan suatu
oraganisasi. Tidak hanya cerdas tetapi pemimpin yang baik adalah pemimpin yang
mampu memberikan keputusan secara cepat terhadap organisasi dalam kondisi
apapun. Tentunya keputusan yang diambil tidak sembarangan, perlu adanya
pertimbangan yang matang agar keputusan yang diambil dapat bermanfaat bagi kemajuan
organisasi dan dapat berguna bai pencapaian tujuan organisasi.
Jenis Situasi Pengambilan Keputusan
Sebuah keputusan diambil karena sebuah
masalah, dengan berbagai macam masalah, sebuah pemecahan masalah haruslah
ditentukan. Dalam pemacahan masalah tentunya terdapat berbagai macam pilihan
atau alternatif solusi. Dalam menentukan solusi yang diambil diperlukan
pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan tentunya menjadi tantangan
tersendiri bagi pengambil keputusan untuk menetukan solusi yang terbaik.
Keputusan-keputusan tersebut tentunya tidak semua sama, karena dilihat dari
masalah yang dihadapi. Apakah masalah kecil atau besar. Jika itu masalah kecil
tentunya menggunakan prosedur tertentu tetapi jika itu merupakan masalah besar
maka keputusan yang diambil merupakan keputusan yang penting. Berdasarkan
konteks di atas keputusan terbagi menjadi dua jenis (Marwan, 1999)
1. Keputusan terprogram
Merupakan solusi atas masalah-masalah rutin
yang ditentukan berdasarkan peraturan, prosedur, atau kebiasaan. Masalah yang
diselesaiakan dengan keputusan terprogram ini biasanya adalah masalah-masalah
yang kecil dan tidak kompleks. Contohnya seperti pengembalian barang dagangan
oleh pembeli.
2. Keputusan tak terprogram
Merupakan solusi yang spesifik yang dibuat
melalui proses yang tak-terstruktur untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
tidak rutin. Karena sifatnya ini, keputusan ini disebut juga keputusan yang
tidak pasti atau ketidakpastian. Dimana kondisi ini seorang pengambil keputusan
harus mengambil tindakan tanpa memilliki penetahuan lengkap tentang konsekuensi
dari tindakan ini. tentunya jika berkaitan erat dengan ketidakpastian maka akan
timbul resiko dalam keputusan yang diambil. Para ahli memandang ketidakpastian
sebagai alasan mengapa suatu situasi itu beresiko. Ada beberapa faktor penyebab
terjadinya ketidakpastian, faktor tersebut adalah faktor lingkungan atau
unusur-unsur lingkungan yang tidak bisa diprediksi atau dikontrol yang dapat
mempengaruhi keberhasilan suatu keputusan. Selanjutnya adalah faktor biaya dan
kendala waktu dapat membatasi informasi yang secara realistic bisa dikumpulkan.
Serta yang terakhir adalah faktor sosial dan politik dalam organisasi, seperti
buruknya komunikasi antar unit yang dapat mempersulit dalam pengumpulan
informasi yang relevan. Pada akhirnya situasi dapat berubah secara cepat dan
menyebebkan informasi saat ini segera menjadi using.
Gambar.
Pengambilan keputusan terjadi karena adanya masalah.
Masalah (problems) adalah situasi yang terjadi bila kondisi saat ini berbeda
dari kondisi yang telah ditntukan atau diharapkan. Masalah yang terjadi bisa
saja menjadi peluang untuk mengevaluasi dan mengoreksi agar merancang ulang
proses-proses yang belum sesuai sebagaimana mestinya. Sebagai contohnya
kurangnya pelayanan yang maksimal terhadap konsumen.
Menurut Mac Crimmon dalam Marwan, masalah yang
dihadapi oleh pelaku organisasi tentunya bermacam-macam. Dari berbagai masalah
tersebut terdapat masalah-masalah yang harus diselesaikan dan tidak harus
diselesaikan, sebelum kita memutuskan hal tersebut ada beberapa kondisi yang
harus terpenuhi lebih dulu yaitu:
1. Terdapat kesenjangan antara keadaaan saat ini
dan keadaan yang diinginkan. Hal ini berarti tidak ada masalah yang harus diselesaikan
atau diputuskan jika keadaan saat ini identic dengan keadaan yang diinginkan.
2. Terdapat kesadaran tentang kesenjangan itu.
3. Terdapat motivasi untuk menyelesaikan masalah.
4. Terdapat kemampuan dan sumber daya untuk
menyelesaikan masalah.
Dalam Marwan Willian Pounds mengatakan bahwa
proses penemuan masalah seringkali bersifat tidak formal dan intuitif. Terdapat
empat situasi yang mengingatkan para pemimpin organisasi tentang adanya
kemungkinan masalah:
1. Penyimpangan dari pengalaman masa lalu
Dalam
hal ini berarti pola kerja di masa lalu dengan masa sekarang telah berubah,
berubah bukan ke ara h yang lebih baik tetapi ke arah yang lebih buruk.
Contohnya seperti pendapatan perusahaan menurun dari tahun lalu ke tahun sekarang.
Disinilah merupakan sinyal bahwa terdapat masalah yang terjadi di dalam
perusahaan dan tugas pemimpin organisasi yang harus mnganalisanya.
2. Penyimpangan dari satu rencana. Ini berarti
proyeksi atau harapan pemimpin organisasi tidak tercapai. Contohnya adalah
tingkat laba lebih rendah daripada yang ditargetkan sebelumnya. Kejadian ini
mengingatkan bahwa pemimpin organisasi harus melakukan sesuatu agar suatu
kegiatan berjalan kembali sesuai dengan yang direncanakan.
3. Orang atau pihak lain sering memunculkan
masalah bagi pemimpin organisasi. Misalnya keluahan konsumen terhadap pelayanan
yang tidak maksimal oleh prusahaan.
4. Kinerja pesaing dapat juga menciptakan situasi
pemecahan masalah. Pemimpin organisasi harus menevaluasi kembali proses
produksi atau teknologi yang diterapkan pada perusahaannya jika perusahaan
pesaing mengembangkan teknologi yang baru dan jauh lebih canggih dari
perusahaan yang kita pimpin.
Disetiap masalah yang ada tentunya terdapat
peluang yang pastinya akan memecahkan masalah tersebut atau menjadi
solusi dalam membantu memecahkan masalah yang ada. Disamping dapat memecahkan
masalah peluang yang hilang juga menciptakan masalah yang baru bagi suatu
organisasi. Peluang (opportunity) adalah situasi yang terjadi bila keadaan
tertentu memunkinkan oranisasi untuk melakukan atau mencapai sesuatu yang
melampui tujuan yang telah ditetapkan (Marwan, 1999).
Menurut David B. Gleicher, seorang konsultan
manajemen mencoba membedakan kedua istilah ini (dalam Marwan,). Ia mengartikan
masalah sebagai “something that endangers the organization’s ability ti reach
its objectives” dan peluang sebagai “ something that offers the chance to
excees objectives”
Dalam menentukan suatu keputusan, tentunya tidak sembarangan.
Agar keputusan tersebut mengasilkan manfaat bagi organisasi maka terdapat
proses pengambilan keputusan, proses pengambilan keputusan (Marwan,1999):
1. Investigative the situation
a. Define problem
b. Diagnose causes
c. Identify decision objectives
2. Develop alternatives
a. Seek creative alternatives
b. Do not evaluate yet
3. Implement and monitor
a. Plan implementation
b. Implement plan
c. Monitor implementation and make necessary
adjustments.
4. Evaluate alternatives and select the best one
available
a. Evaluate alternatives
b. Select best alternatives
Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan
1. Mengidentifikasi masalah yanga ada
a. Mengkaji leingkungan sekitar untuk melihat dan
meninjau perubahan-perubahan kondisi
b. Kelompokkan situasi sebagai suatu masalah
c. Diagnosis karakteristik dasar masalah dan
penyebabnya
2. Mengembangkan alternative penyelesaian masalah
a. Batasi kritik terhadap alternative
penyelesaian masalah
b. Tawarkan sebanyak mungkin gagasan
c. Rangsang gagasan dengan pemikiran liar, aneh,
atau mengejutkan.
3. Mengevaluasi dan memilih salah satu alternatif
solusi
a. Evaluasi kelayakan
b. Evaluasi kualitas
c. Evaluasi akseptabilitas
d. Evaluasi biaya
e. Evaluasi reversibi[lity
4. Mengimplementasikan dan memantau penyelesaian
masalah yang telah dipilih
a. Rencanakan terlebih dahulu implementasi
penyelesaian masalh yang ada.
b. Bersikap peka terhadap dampak keputusan pihak
lain.
c. Mengembangkan mekanisme tindak-lanjut dari
pnyelesaian masalah tersebut.
Pemimpin organisasi sebagai pengambil keputusan
Dalam mengambil keputusan tentunya terdapat
dua model utama yang menggambarkan bagaimana seorang pemimpin organisasi dalam
mengambil keputusan yaitu model rasional dan model nonrasional. Model
rasional dalam pengambilan keputusan berdasar dari ekonomi perusahaan. Para
ahli ekonomi cenderung secara sederhana mengasumsikan bahwa para pemimpin
organisasi selalu memilih keputusan yang akan menguntungkan perusahaan mereka.
Menurut model ini pemimpin organisasi terlibat dalam proses pengambilan
keputusan yang sepenuhnya rasional, kemudian membuat keputusan yang optimal.
Tetapi pada kenyataanya model ini tidak selalu diterapkan. Meskipun demikian,
pandangan rasional berguna sebagai tolak ukur untuk dapat membandingkan
pola-pola pengambilan keputusan manajemen yang sesungguhnya.
Selain model rasional juga terdapat model
nonrasional seperti kita tahu model nonrsional berbeda pandangan denan model
rasional, model-model nonrsional dalam pengambilan keputusan manajemen
mengansumsikan bahwa kesulitan dalam penerimaan informasi membuat pemimpin
organisasi sulit dalam pengambilan keputusan secara optimal. Tetapi dalam hal
ini bukan berari tidak terdapat jalan keluar, untuk mengatsi hal tersebut para
ahli telah mengidentifikasikan strategi-strategi atau pendekatan alternatife
dalam mengatasi hal tersebut.
Struktur organisasi yang efektif dapat
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan. Dengan struktur organisasi yang
efektif suatu pemimpin organisasi bisa lebih jelas dalam mengambil keputusan.
Kualitas keputusan yang diambil pun akan lebih nyata. terlepas dari resiko yang
dipilih kecil atau besar. Tentunya banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya
struktur organisasi yang efektif. tidak hanya faktor intern tapi faktor ekstern
pun berpengaruh. Hanya saja faktor intern lebih besar memberikan pengaruh dalam
hal tersebut. keputusan yang berkualitas akan menghasilkan dampak atau pengaruh
yang baik bagi perusahaan. Baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Untuk organisasi yang dapat menciptakan struktur organisasi tersebut secara
efektif tentunya akan banyak memperoleh hal positif. Salah satunya adalah
kinerja yang jelas serta dapat memaksimalkan kinerja karyawan hingga tujuan
organisasi dapat tercapai sesuai dengan harapan yang diinginkan.
Manfaat yang didapat dalam menciptakan
struktur organisasi juga berdapak pada kinerja karyawan yang disiplin. Karena
karyawan akan bersungguh-sungguh dalam menjalankan kewajiban yang telah
diberikan. Dengan menjalankan sesuai peraturan yang ada bukan tidak
mungkin struktur organisasi yang efektif akan terwujud. Tentunya menciptakan
struktur organisasi yang efektif tidak hanya tugas pemimpin, melainkan tugas
seluruh pelaku organisasi atau elemen organisasi. Jika terjadinya koordinasi
diantara pelaku organisasi dengan baik yang satu visi dan satu misi, maka akan
terciptanya struktur organisasi yang efektif, sehingga struktur organisasi yang
efektif akan menciptakan keputusan yang bermanfaat baik bagi perusahaan.
Kesimpulan
Sebuah organisasi yang efektif akan memberikan
berpengaruh yang besar terhadap sebuah keputusan. Tentunya keputusan yang
memberikan dampak positif bagi jalannya suatu organisasi. Keputusan tersebut
dapat berguna pada jangka panjang maupun pada jangka pendek. Dalam membuat
keputusan tentunya harus berdasarkan langkah-langkah yang sudah ditetapkan.
Dalam hal ini peran manajer atau pemimpin organisasi sangat diperlukan
dari segi wawasan, pengalaman pemecahan masalah, dan sejalan dengan tujuan
organisasi. Oleh karena itu peran organisasi yang efektif akan
banyak membantu dan membuat keputusan organisasi menjadi berkualitas.
Daftar pusataka
Ambonowati, Lely Analisis struktur organisasi terhadap
efektivitas organisasi badan kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat
provinsi jawa tengan . Universitas Dipenogoro. 2002
Gammahendra, Fianda, dkk. Tt. “Pengaruh Struktur Organisasi
terhadap Efektivitas Organisasi” (Studi Pada Persepsi Pegawai
Tetap Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri). Malang
Marwan dan Mukaram. 1999. Human Resource
Manajement. Bandung: Administrasi Niaga
Solihin, Ismail. 2009. Statement of Responsibility. Jakarta:
Erlangga
http://riskamandasarimantor.blogspot.co.id