Kamis, 04 Januari 2018

Organisasi Struktur Dalam Membuat Keputusan

Pendahuluan

Pengambilan keputusan merupakan salah satu langkah  awal dari perjalanan organisasi, seorang pemimpin organisasi tidak akan pernah terlepas dari kegiatan pengambilan keputusan. Terdapat macam-macam faktor yang mempengaruhi suatu pengambilan  pengambilan keputusan. Salah satu faktor tersebut adalah bagaimana sebuah struktur organisasi yang telah  dibuat mempunyai peran penting di dalam menentukan suatu keputusan yang tepat dan cepat. Efektifnya  sebuah  struktur organisasi membuat  pengambilan keputusan dilakukan secara cepat dan juga tepat. Tentunya struktur organisasi yang efektif bisa berjalan apabila pelaku organisasi menjalankan tugas dan wewenang layaknya yang tergambar di dalam  struktur organisasi tersebut. Menurut Dahlan (2005) Tidak mudah tentunya untuk melakukan pengambilan keputusan, mengingat proses pengambilan keputusan seperti proses mempertimbangkan, memahami, dan menalar tentang segala sesuatu. Seorang pemimpin yang mengambil sebuah  keputusan, tentunya sudah memikirkan secara matang-matang dalam memutuskan hal tersebut. Pentingnya organisasi yang efektif memudahkan pemimpin organisasi dalam mengambil keputusan. Jika srtruktur organisasi dapat diwujudkan secara efektif, seorang pemimpin perusahaan tidak akan dibuat sulit oleh informasi atau data yang diperoleh dari berbagai sumber di setiap bidang organisasi. Karena semakin besar struktur organisasi, maka semakin besar juga tahapan yang dilakukan dalam mengidentifikasi masalah, memilih alternatif dan mengevaluasi keputusan yang diperoleh dari setiap bagian organisasi. Pengambilan suatu keputusan terjadi  sebagai akibat  dari  sebuah masalah (problems). Menurut Ibu Sayamsi , Pelaksanaan keputusan yangdibuat lebih ditekankan pada sifat kepemimpinan dari orangyang  mengambil  keputusan  (dalam, ). Aktivitas organisasi yang efektif tentunya membutuhkan waktu, karena jika suatu organisasi tersebut baru dibangun, tidak mudah untuk menciptakan struktur organisasi yang efektif, tetapi bukan tidak mungkin hal itu tidak dapat terwujud. Untuk mewujudkan hal tersebut tentunya harus terjalin koordinasi diantara pelaku organisasi, adanya pembagian kerja yang jelas serta terperinci seluruh aktivitas kerja.Terdapat  beberapa aspek dalam menyusun  struktur organisasi yang efektif yaitu meliputi pembagian kerja (bagan dan bentuk bagan organisasi), departementalisasi, bagan organisasi, dan organisasi formal. Sumber daya manusia (SDM) juga sangat berpengaruh dalam upaya mewujudkan struktur organisasi yang efektif, karena pelaku organisasi merupakan faktor utama yang berpengaruh dalam hal tersebut.  dalam menjalankan suatu fungsi organisasi tentunya tidak pernah terlepas dari manajemen yang meliputi Planing (prencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating (Pengarahan), dan Controlling (pengendalian). Ke-lima fungsi tersebut merupakan bahan untuk membuat suatu keputusan).
Semakin besar hirarki organisasi maka struktur organisasi yang dibentuk akan semakin rumit. Hal tersebut dapat berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan.  Semakin  lebar  atau  besar  hirarki organisasi  maka  semakin  efisien  organisasi,karena mempercepat proses pengambilan keputusan dan meningkatkan kemudahan dalam penyampaian serta penyerapan informasi.
Menurut Wikipedia Secara  etimologis kata organisasi mempunyai dua arti, yang pertama yaitu lembaga (instansi) atau kelompok fungsional, sebagai contohnya adalah organisasi rumah sakit dan organisasi perusahaan. Yang kedua adalah sebagai salah satu cara dalam melakukan kegiatan organisasi yang dialokasikan dan ditugaskan di antara para anggota-anggotanya supaya tujuan organisasi dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Struktur organisasi adalah gambaran  dalam bentuk formal yang berisi organisasi. Struktur organisasi menunjukkan gambaran dan susunan perwujudansistem yang tetap serta mempunyai hubungan di antara fungsi-fungsi, masing-masing posisi, maupun pegawa-pegawai yang menunjukkan kedudukan, masing-masing wewenang serta tanggung jawab yang berlainan dalam suatu organisasi. Sedangkan menurut Wikipedia struktur organisasi adalah bagaimana pekerjaan dipecahkan, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara resmi atau rapi.
Terdapat pengertian lain tentang struktur organisasi, menurut Cyril Soffer (dalam Ismail,) organisasi adalah asosiasi/persatuan orang-orang yang masing-masing diberi tugas atau tanggung jawab tertentu dalam suatu pola kerja dan pemisahan kerja dimana pekerjaan dalam organisasi tersebut dibagi kewajiban atau okupasi dan diberikan kepada para pemegang jabatan untuk memperoleh satu kesatuan hasil. Selain terbentuk dari sekelompok orang, oranisasi pun melibatkan berbagai faktor produksi seperti modal, material, mesin-mesin, dan teknologi yang penggunaanya dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mencapai tujuan organisasi.  Organisasi menurut Edgar Schein mempunyai arti lain, menurutnya organisasi mempunyai empat karakteristik yang serupa: adanya koordinasi upaya (coordination of effort), tujuan bersama (common purpose), pembagian tenaga kerja (division of labor), dan hierarki wewenang (hierarchy od authority) (dalam Ismail,).

Struktur organisasi

Menurut Wikipedia organisasi merupakan suatu kumpulan orang dalam suatu wadah untuk mencapai tujuan bersama yang diharapkan . Organisasi dapat terbentuk jika dilakukan oleh dua orang atau lebih yang saling bekerja sama. Tentunya setiap pekerja tidak lepas dari perannya masing-masing yang sudah dijelaskan di dalam struktur organisasi. Masing-masing pekerja mempunyai tugas dan wewenangnya masing-masing serta dibagi ke dalam departemen-departemen organisasi. Misalnya departemen produksi, keuangan, pemasaran, dan lain-lain. setiap orang yang ada di dalam departemen tersebut harus bekerjasama agar terjadi koordinasi untuk mencapai tjuan organisasi. Tidak hanya itu, masing-masing departemen juga dapat bekerjasama sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif.selain tiu organisasi dapat diartikan kumpulan dua orang atau lebih yang bekerjasama secara terstruktur untuk mencapai tujuan atau serankaian tujuan tertentu. Sedangkan menurut Marwan Organisasi dapat didefinisikan juga sebagai “dua orang atau lebih dalam upaya sistematik untuk menghasilkan barang atau jasa”. Menurut  Casio (dalam Marwan,1992), setiap organisasi
Terdiri atas orang-orang
·         Yang melakukan tugas-tugas khusus
·         Yang dikoordinasikan
·         Untuk meningkatkan nilai atau kegunaan
·         Dari sejumlah barang atau jasa
·         Yang diinginkan dan disediakan untuk sekumpulan konsumen.
Setiap organisasi memiliki rencana dan tujuan, tentunya tidak akan terlepas dari proses pencapaian tujuan dilakukan melalui pelaksanaan sejumlah fungsi, yakni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Dapat digambarkan bentuk dari organsisasi (struktur organisasi) menurut Tedjasutisna (1999), yakni:


1.      Bentuk Vertikal
Bentuk vertikal ini mirip dengan bentuk piramida hannya bagian vertikal dibuat dalam bentuk tegak lurus.

2.      Bentuk Horizontal (Mendatar)
Menurut Keith Davis (dalam  Lely, 2002) proses pengorganisasian dapat ditinjau dengan dua cara. Cara yang pertama adalah dipandang sebagai proses kontruksi dimana sejumlah besar unit kerja yang kecil digabungkan menjadi pekerjaan, departemen, divisi, dan akhirnya menjadi sebuah lembaga. Kedua, organisasi dapat dipandang sebagai analisi untuk mengelompokkan bidang pekerjaan individu, divisi, dan departemen. Dilihat dari sudut ini, pengorganisasian dilakukan melalui pembagian kerja dan pendelegasian.
Pendapat Keith Davis di atas dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian dapat dilaksanakan dalam:
A.    Merupakan proses rekonstruksi organisasi yang sudah ada menjadi struktur organisasi yang baru.
B.    Merupakan proses analisis untuk mengelompokkan bidang pekerjaan divisi, departemen, dan akhirnya ditugaskan kepada orang tertentu.

Sedangkan menurut King dan Anderson (dalam Atty, 2009) struktur organisasi dicirikan dengan adanya pembagian kerja yang jelas, mekanisme control, dan koordinasi tugas. Peran-peran kerja dan mekanisme administrasi bagi pengawasan, dan penyatuan aktivitas pekerjaan termasuk lintas batas aktivitas pekerjaan organisasi.  Tetapi lain halnya dengan Robbin (dalam Atty, 2009) menyatakan organisasi adalah bentuk perintah yang  digambarkan dalam bentuk grafis dan tergambar menjadi struktur organisasi. Sejalan denan Juch dan Glueeck(dalam Atty, 2009) menyatakan bahwa struktur organisasi adalah baan yang menjadi tolak ukur atau memandu setiap bagian oranisasi yang menunjukan siapa melapor kepada siapa dan bagaimana pembaian tuas secara terpadu dilakukan.
Menurut Ivancevich (dalam Fianda,dkk, 2014) struktur organisasi adalah bentuk konsep dari seorang pemimpin terhadap karyawannya bagi individu maupun kelompok dalam mencapai tujuan organisasi.

Terdapat poin-poin penting dalam membentuk struktur organisasi yang efektif
1.      Rancang atau susun struktur organisasi sesuai dengan misi dan visi organisasi yang akan didirikan. Visi dan misi yang dimaksud adalah tujuan atau sasaran harus organisasi harus jelas.
2.      Rancang susunan organisasi dengan menetukan langkah untuk mencapai sasaran organisasi.
3.      Rancang susunan organisasi dengan menilai setiap kinerja karyawan. Hal ini dapat mengoptimalkan kinerja karyawan dan memudahkan struktur organisasi menjadi efektif.
4.      Pertimbangkan umur pekerja, hal ini untuk mengetahui produktivitas karyawan.
5.      Melakukan self-assesment kepeda pekerja untuk memberikan dukungan kepada karyawan mengenai posisi pekerjaan yang sedang dijalani.


Organisasi dan manajemen
Dalam mencapai struktur organisasi yang efektif, tidak akan terlepas dari kemampuan pemimpin atau manajer yang berpengaruh penting untuk membuat organisasi berjalan sebagai mana mestinya.
Manajemen adalah proses perencanaan, penorganisasia, pengarahan, dan pengawasan atas upaya-upaya para anggota organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan organisasi. Dan proses pencapaian tujuan organisasi melalui pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
Dalam konteks tersebut, pemimpin organisasi atau manajer adalah orang yang bertanggung jawab untuk mengatur, memutuskan, dan mengarahkan upaya-upaya yang ditujukan untuk membantu organisasi dalam mencapai tujuannya. Menurut Robbins &Coulter dalam Marwan adalah “someone who works with and through other people by coordinating their works activities in order to accomplish organizational goals” (2005, h.5). dengan arti lain, manajer atau pemimpin organisasi adalah seorang yang bertanggung jawab melaksanakan proses manajemen atau menciptakan sistem manajemen, baik yang berada pada jenjang manajemen puncak (top manajemen), manajemen madya (middle manajemen), maupun manajemen di tingkat yang paling rendah (first-line management).
Dalam melaksanakan tugas atau kewajiban yang sesuai dengan struktur organisasi tentunya tidak terlepas dengan proses manajemen. Proses manajemen dapat digambarkan sebagai berikut:
Terdapat keterampilan manajerial dalam seorang pemimpin (Marwan,1999):
1.      Keterampilan teknis merupakan kemampuan dalam menggunakan prosedur, pengetahuan dalam bidang tertentu, dan teknik.
2.     Keteramplian manusia merupakan kemampuan manusia tersebut untuk membangun hubungan yang baik dengan sesama dengan memberi motivasi baik secara individual maupun kelompok.

Menurut Robert L. Katz (dalam Marwan, 1999) mengatakan bahwa pemimpin organisasi atau manajer pada semua tingkatan memerlukan keterampilan manusia dalam porsi yang sama besarnya. Jika seorang manajer mempunyai keterampilan manusia maka manajer tersebut tergolong manajer yang berhasil mempimpin. Karena indikator keberhasilan seorang manajer ditentukan bagaimana manajer tersebut bisa atau tidak bekerjasama dengan orang lain, memotivasi, berkomunikasi, memahami orang lain baik secara individu maupun kelompok. Sedangkan menurut Bartol dan Martin (dalam Marwan, 1999) keterampilan manusia (human skills) yang dimiliki seorang pemimpin atau manajer berkaitan dengan kemampuan seorang manajer untuk bekerjasama dengan orang lain, baik sebagai anggota kelompok maupun sebagai pemimpin yang mewujudkan tujuan-tujuan melalui orang lain. Keuntungan dari human skills bagi seorang manajer sangatlah bermanfaat untuk mengembangkan diri pekerja, memperlihatkan kinerja yang tinggi dalam mewujudkan tujuan-tujuan organisasi.
3.      Terakhir adalah keterampilan konseptual, keterampilan ini digunakan untuk memendang organisasi secara utuh, memehami interdepensi antar-bagian, dan mengantisipasi bagaimana perubahan dalam setiap bagian organisasi organisasi yang akan mempengaruhi organissi secara keseluruhan atau atau kemempuan memedukan semua kepentingan dan kegiatan organisasi.

Ksinerja manajerial merupakan ukuran tentang seberapa efisien dan efektif seorang manajer atau sebaik apa seorang pemimpin menerapkan dan mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan dengan tepat (Marwan,1999).
Efesiensi merupakan kemampuan untuk mengunakan sumber daya yang ada dengan langkah atau cara terbaik. Baik sumber daya manusia maupun sumber daya produksi atau sumber daya alam untuk mencapai tujuan.
Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat, jelas, dan mewujudkannnya atau “doing the right things”

Jenis-Jenis Pemimpin Organisasi
Manajer lini pertama
Manajer lini pertama adalah manajer yang bertanggung jawab atas pekerjaan para karyawan operasional (praktek). Manajer pada level ini menempati tingkatan paling rendah dalam hirarki organisasi dan secara langsung terlibat dalam produksi atau kreasi produk organisasi. Contohnya : supervisor
Manajer madya
Manajer pada level ini merupakan manajer pada tingkat menengah dalam hirarki organisasi. Dibandingkan denganmanajer puncak dan manajer lini pertama adalah manajer madya dapat bertanggung jawab langsung atas para manajer madya yang lain atau pada manajer lini pertama. Manajer ini bertanggung jawab atas penerapan seluruh rencana organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai. Perbedaan yang lain pada manajer madya adalah terdapat beberapa lapis manajer madya.
Contoh: Kepala Departemen
Manajer Puncak
Manajer puncak merupakan manajer yang bertanggng jawab atas pengelolaan organisasi secara menyeluruh; manajer tingkat ini menetapkan kebijakn-kebijakan organisasi dan memberi arah bagi interaksi organisasi dengan lingkunganya.
Contoh: Direktur

Efektivitas dalam Pengambilan Keputusan
Menurut Westra efektivitas merupakan suatu situasi yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki. Kata efektif diartikan sebagai terbentuknya  suatu efek atau hasil yang dikehendaki dalam suatu perbuatan yang dilakukan. Sedangkan menurut Susilo efektivitas juga bisa diartikan suatu kondisi atau keadaan, dimana dalam memilih tujuan yang hendak dicapai dan sarana atau peralatan yang digunakan, disertai tujuan yang diinginkan hasil yang memuaskan. Pengertian menurut Susilo dapat diartikan efektivitas bisa ditentukan dari sarana dan prasarana yang menunjang suatu organisasi yang dibangun, serta pentingnya memilih sarana dan prasarana sangat menentukan efektivitas organisasi.Menurut Komaruddin (1994), efektivitas merupakan dimana suatu keadaan yang memperlihatkan tingkat keberhasilan atau kegagalan kegiatanmanajemen dalam upaya mencapai tujuan yang sudah ditetapkan terlebihdahulu.Robert L. Trewatha dan M. Gene Newport (Winardi, 1990)berpendapat dalam makna pengambilankeputusan adalah proses memilihrangkaian diantara dua macam alternatif solusi yang ada  gunamencapai pemecahan atas masalah yang terjadi atau pada masalah-masalah tertentu. Dari definisi tersebut dapat dilihat bahwa sebelum melakukan pengambilan keputusan dilakukan evaluasi untuk memilih alternative penyelesaian masalah. Suatu keputusan dapat dikatakan efektif jika keputusan tersebut memiliki resiko minimal dan dapat bermanfaat dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.

Efektivitas dari suatu oranisasi merupakan sebuah sifat yang terjadi pada oranisasi persekutuan yang dilaksanakan oleh beberapa kelompok kerja atau lembaga terkoordinir yang mempunyai arah untuk  pencapaian kinerja dan sasaran yang berhubungan dengan kualitas dan jumlah dan waktu yang sudah diatur dan ditetapkan dengan baik. Menurut Robbin (dalam ) “efektivitas organisasi disefinisikan sebagai seberapa jauh organisasi mewujudkan tujuan-tujuannya”

Kualitas Pemimpin

Adanya struktur organisasi yang sedang berjalan sebagai mana mestinya sangat membantu dalam proses pengambilan keputusan. Semua itu merupakan peran dari pemimpin yang mampu menggerakan seluruh elemen organisasi yang dapat memberikan kinerja secara maksimal sehinga tercapainya organisasi yang efektif, yang menjalankan tugas dan wewenang sesuai dengan apa yang telah digambarkan dalam struktur organisasi. Pemimpin yang tegas, jujur, dan amanah merupakan salah satu indikator pendukung keberhasilan suatu oraganisasi. Tidak hanya cerdas tetapi pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu memberikan keputusan secara cepat terhadap organisasi dalam kondisi apapun. Tentunya keputusan yang diambil tidak sembarangan, perlu adanya pertimbangan yang matang agar keputusan yang diambil dapat bermanfaat bagi kemajuan organisasi dan dapat berguna bai pencapaian tujuan organisasi.
Jenis Situasi Pengambilan Keputusan
Sebuah keputusan diambil karena sebuah masalah, dengan berbagai macam masalah, sebuah pemecahan masalah haruslah ditentukan. Dalam pemacahan masalah tentunya terdapat berbagai macam pilihan atau alternatif solusi. Dalam menentukan solusi yang diambil diperlukan pengambilan keputusan. Pengambilan  keputusan tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi  pengambil keputusan untuk menetukan solusi yang terbaik. Keputusan-keputusan tersebut tentunya tidak semua sama, karena dilihat dari masalah yang dihadapi. Apakah masalah kecil atau besar. Jika itu masalah kecil tentunya menggunakan prosedur tertentu tetapi jika itu merupakan masalah besar maka keputusan yang diambil merupakan keputusan yang penting. Berdasarkan konteks di atas keputusan terbagi menjadi dua jenis (Marwan, 1999)
1.      Keputusan terprogram
Merupakan solusi atas masalah-masalah rutin yang ditentukan berdasarkan peraturan, prosedur, atau kebiasaan. Masalah yang diselesaiakan dengan keputusan terprogram ini biasanya adalah masalah-masalah yang kecil dan tidak kompleks. Contohnya seperti pengembalian barang dagangan oleh pembeli.

2.      Keputusan tak terprogram

Merupakan solusi yang spesifik yang dibuat melalui proses yang tak-terstruktur untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak rutin. Karena sifatnya ini, keputusan ini disebut juga keputusan yang tidak pasti atau ketidakpastian. Dimana kondisi ini seorang pengambil keputusan harus mengambil tindakan tanpa memilliki penetahuan lengkap tentang konsekuensi dari tindakan ini. tentunya jika berkaitan erat dengan ketidakpastian maka akan timbul resiko dalam keputusan yang diambil. Para ahli memandang ketidakpastian sebagai alasan mengapa suatu situasi itu beresiko. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya ketidakpastian, faktor tersebut adalah faktor lingkungan atau unusur-unsur lingkungan yang tidak bisa diprediksi atau dikontrol yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu keputusan. Selanjutnya adalah faktor biaya dan kendala waktu dapat membatasi informasi yang secara realistic bisa dikumpulkan. Serta yang terakhir adalah faktor sosial dan politik dalam organisasi, seperti buruknya komunikasi antar unit yang dapat mempersulit dalam pengumpulan informasi yang relevan. Pada akhirnya situasi dapat berubah secara cepat dan menyebebkan informasi saat ini segera menjadi using.
Gambar.
 Pengambilan keputusan terjadi karena adanya masalah. Masalah (problems) adalah situasi yang terjadi bila kondisi saat ini berbeda dari kondisi yang telah ditntukan atau diharapkan. Masalah yang terjadi bisa saja menjadi peluang untuk mengevaluasi dan mengoreksi agar merancang ulang proses-proses yang belum sesuai sebagaimana mestinya. Sebagai contohnya kurangnya pelayanan yang maksimal terhadap konsumen.

Menurut Mac Crimmon dalam Marwan, masalah yang dihadapi oleh pelaku organisasi tentunya bermacam-macam. Dari berbagai masalah tersebut terdapat masalah-masalah yang harus diselesaikan dan tidak harus diselesaikan, sebelum kita memutuskan hal tersebut ada beberapa kondisi yang harus terpenuhi lebih dulu yaitu:

1.      Terdapat kesenjangan antara keadaaan saat ini dan keadaan yang diinginkan. Hal ini berarti tidak ada masalah yang harus diselesaikan atau diputuskan jika keadaan saat ini identic dengan keadaan yang diinginkan.
2.      Terdapat kesadaran tentang kesenjangan itu.
3.      Terdapat motivasi untuk menyelesaikan masalah.
4.      Terdapat kemampuan dan sumber daya untuk menyelesaikan masalah.

Dalam Marwan Willian Pounds mengatakan bahwa proses penemuan masalah seringkali bersifat tidak formal dan intuitif. Terdapat empat situasi yang mengingatkan para pemimpin organisasi tentang adanya kemungkinan masalah:
1.         Penyimpangan dari pengalaman masa lalu
Dalam hal ini berarti pola kerja di masa lalu dengan masa sekarang telah berubah, berubah bukan ke ara h yang lebih baik tetapi ke arah yang lebih buruk. Contohnya seperti pendapatan perusahaan menurun dari tahun lalu ke tahun sekarang. Disinilah merupakan sinyal bahwa terdapat masalah yang terjadi di dalam perusahaan dan tugas pemimpin organisasi yang harus mnganalisanya.

2.         Penyimpangan dari satu rencana. Ini berarti proyeksi atau harapan pemimpin organisasi tidak tercapai. Contohnya adalah tingkat laba lebih rendah daripada yang ditargetkan sebelumnya. Kejadian ini mengingatkan bahwa pemimpin organisasi harus melakukan sesuatu agar suatu kegiatan berjalan kembali sesuai dengan yang direncanakan.

3.         Orang atau pihak lain sering memunculkan masalah bagi pemimpin organisasi. Misalnya keluahan konsumen terhadap pelayanan yang tidak maksimal oleh prusahaan.

4.   Kinerja pesaing dapat juga menciptakan situasi pemecahan masalah. Pemimpin organisasi harus menevaluasi kembali proses produksi atau teknologi yang diterapkan pada perusahaannya jika perusahaan pesaing mengembangkan teknologi yang baru dan jauh lebih canggih dari perusahaan yang kita pimpin.
Disetiap masalah yang ada tentunya terdapat peluang yang pastinya akan memecahkan  masalah tersebut atau menjadi solusi dalam membantu memecahkan masalah yang ada. Disamping dapat memecahkan  masalah peluang yang hilang juga menciptakan masalah yang baru bagi suatu organisasi. Peluang (opportunity) adalah situasi yang terjadi bila keadaan tertentu memunkinkan oranisasi untuk melakukan atau mencapai sesuatu yang melampui tujuan yang telah ditetapkan (Marwan, 1999).
Menurut David B. Gleicher, seorang konsultan manajemen mencoba membedakan kedua istilah ini (dalam Marwan,). Ia mengartikan masalah sebagai “something that endangers the organization’s ability ti reach its objectives” dan peluang sebagai “ something that offers the chance to excees objectives”
Dalam menentukan suatu keputusan, tentunya tidak sembarangan. Agar keputusan tersebut mengasilkan manfaat bagi organisasi maka terdapat proses pengambilan keputusan, proses pengambilan keputusan (Marwan,1999):
1.      Investigative the situation
a.    Define problem
b.   Diagnose causes
c.    Identify decision objectives
2.      Develop alternatives
a.    Seek creative alternatives
b.   Do not evaluate yet
3.      Implement and monitor
a.    Plan implementation
b.   Implement plan
c.    Monitor implementation and make necessary adjustments.

4.      Evaluate alternatives and select the best one available
a.       Evaluate alternatives
b.      Select best alternatives
Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan
1.      Mengidentifikasi masalah yanga ada
a.     Mengkaji leingkungan sekitar untuk melihat dan meninjau perubahan-perubahan kondisi
b.    Kelompokkan situasi sebagai suatu masalah
c.     Diagnosis karakteristik dasar masalah dan penyebabnya
2.      Mengembangkan alternative penyelesaian masalah
a.     Batasi kritik terhadap alternative penyelesaian masalah
b.  Tawarkan sebanyak mungkin gagasan
c.     Rangsang gagasan dengan pemikiran liar, aneh, atau mengejutkan.
3.      Mengevaluasi dan memilih salah satu alternatif solusi
a.     Evaluasi kelayakan
b.    Evaluasi kualitas
c.     Evaluasi akseptabilitas
d.    Evaluasi biaya
e.     Evaluasi reversibi[lity
4.      Mengimplementasikan dan memantau penyelesaian masalah yang telah dipilih
a.  Rencanakan terlebih dahulu implementasi penyelesaian masalh yang ada.
b.    Bersikap peka terhadap dampak keputusan pihak lain.
c.  Mengembangkan mekanisme tindak-lanjut dari pnyelesaian masalah tersebut.

Pemimpin organisasi sebagai pengambil keputusan
Dalam mengambil keputusan tentunya terdapat dua model utama yang menggambarkan bagaimana seorang pemimpin organisasi dalam mengambil keputusan yaitu  model rasional dan model nonrasional. Model rasional dalam pengambilan keputusan berdasar dari ekonomi perusahaan. Para ahli ekonomi cenderung secara sederhana mengasumsikan bahwa para pemimpin organisasi selalu memilih keputusan yang akan menguntungkan perusahaan mereka. Menurut model ini pemimpin organisasi terlibat dalam proses pengambilan keputusan yang sepenuhnya rasional, kemudian membuat keputusan yang optimal. Tetapi pada kenyataanya model ini tidak selalu diterapkan. Meskipun demikian, pandangan rasional berguna sebagai tolak ukur untuk dapat membandingkan pola-pola pengambilan keputusan manajemen yang sesungguhnya.
Selain model rasional juga terdapat model nonrasional seperti kita tahu model nonrsional berbeda pandangan denan model rasional, model-model nonrsional dalam pengambilan keputusan manajemen mengansumsikan bahwa kesulitan dalam penerimaan informasi membuat pemimpin organisasi sulit dalam pengambilan keputusan secara optimal. Tetapi dalam hal ini bukan berari tidak terdapat jalan keluar, untuk mengatsi hal tersebut para ahli telah mengidentifikasikan strategi-strategi atau pendekatan alternatife dalam mengatasi hal tersebut.
Struktur organisasi yang efektif dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan. Dengan struktur organisasi yang efektif suatu pemimpin organisasi bisa lebih jelas dalam mengambil keputusan. Kualitas keputusan yang diambil pun akan lebih nyata. terlepas dari resiko yang dipilih kecil atau besar. Tentunya banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya struktur organisasi yang efektif. tidak hanya faktor intern tapi faktor ekstern pun berpengaruh. Hanya saja faktor intern lebih besar memberikan pengaruh dalam hal tersebut. keputusan yang berkualitas akan menghasilkan dampak atau pengaruh yang baik bagi perusahaan. Baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk organisasi yang dapat menciptakan struktur organisasi tersebut secara efektif tentunya akan banyak memperoleh hal positif. Salah satunya adalah kinerja yang jelas serta dapat memaksimalkan kinerja karyawan hingga tujuan organisasi dapat tercapai sesuai dengan harapan yang diinginkan.
Manfaat yang didapat dalam menciptakan struktur organisasi juga berdapak pada kinerja karyawan yang disiplin. Karena karyawan akan bersungguh-sungguh dalam  menjalankan kewajiban yang telah diberikan. Dengan  menjalankan sesuai peraturan yang ada bukan tidak mungkin struktur organisasi yang efektif akan terwujud. Tentunya menciptakan struktur organisasi yang efektif tidak hanya tugas pemimpin, melainkan tugas seluruh pelaku organisasi atau elemen organisasi. Jika terjadinya koordinasi diantara pelaku organisasi dengan baik yang satu visi dan satu misi, maka akan terciptanya struktur organisasi yang efektif, sehingga struktur organisasi yang efektif akan menciptakan keputusan yang bermanfaat baik bagi perusahaan.

Kesimpulan
Sebuah organisasi yang efektif akan memberikan berpengaruh yang besar terhadap sebuah keputusan. Tentunya keputusan yang memberikan dampak positif bagi jalannya suatu organisasi. Keputusan tersebut dapat berguna pada jangka panjang maupun pada jangka pendek. Dalam membuat keputusan tentunya harus berdasarkan langkah-langkah yang sudah ditetapkan. Dalam hal ini  peran manajer atau pemimpin organisasi sangat diperlukan dari segi wawasan, pengalaman pemecahan masalah, dan sejalan dengan tujuan organisasi. Oleh  karena  itu peran organisasi yang efektif akan banyak membantu dan membuat keputusan organisasi menjadi berkualitas.

Daftar pusataka
Ambonowati, Lely Analisis struktur organisasi terhadap efektivitas organisasi badan kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat provinsi jawa tengan . Universitas Dipenogoro. 2002

Gammahendra, Fianda, dkk. Tt. “Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Efektivitas Organisasi”    (Studi Pada Persepsi Pegawai Tetap Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri). Malang

Marwan dan Mukaram. 1999. Human Resource Manajement.   Bandung: Administrasi Niaga


Solihin, Ismail. 2009. Statement of Responsibility. Jakarta: Erlangga
http://riskamandasarimantor.blogspot.co.id