BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Dalam hal ini
dibuat untuk menjelaskan tentang sistem saluran air kotor di Gedung D6 Gundarma
Depok dalam memenuhi tugas dari teknik perpipaan. Dan system saluran air kotor
di Gedung D6 Gundarma Depok adalah suatu sistem yang berfungsi untuk
membuang air kotor dari toilet dan memfilter air yang telah di gunakan untuk
membuang air besar sebelum di buang kembali agar tidak menjadi pencemaran air. Dari
sistem saluran air kotor di Gedung D6 Gundarma Depok ini kita
dapat memahami aliran air yang melewati pipa sebagai penghantar menuju dari
proses awal sampai ke proses mebuangan.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan
dari penulisan ini adalah :
1. Mahasiswa dapat
memahami sistem saluran air kotor di Gedung D6 Gundarma Depok.
2.
Mahasiswa dapat memahami kinerja mesin yang di gunakan.
3.
Mendorong mahasiswa agar mampu mengembangkan atau mengemukakan
pikiran atau pendapatnya serta menuangkan dalam bentuk tulisan yang sistematis
1.3 Batasan Masalah
Adapun
batasan masalah yang akan di bahas antara lain :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi
dari sistem saluran air kotor di Gedung D6 Gundarma Depok.
2. Mahasiswa dapat mengetahui komponen
dari sistem saluran air kotor di Gedung D6 Gundarma Depok.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Sistem
Perpipaan
Pipa adalah media tempat mengalirnya
fluida proses dari suatu unit yang satu ke unit lainnya. Secara umum
karakteristiknya ditentukan berdasarkan material (bahan) penyusunnya. Ukuran
diameter pipa didasarkan pada diameter ”Nominal” antara diameter luar (OD) atau
diameter dalam (ID). Tubing adalah pipa dengan ukuran diameter yang lebih kecil
dari pipa, kegunaannya (secara umum) adalah untuk penghubung antara alat ukur
dengan pipa proses an dari instrumen ke sistem kontrol. Ukuran standar untuk
tubing selalu diameter luar (OD).
2.1.1 Tujuan
Perancangan Sistem Perpipaan
1.
Menentukan jenis material yang sesuai dengan
kondisi kerja seperti, tekanan external/internal, suhu, korosi dll.
2.
Standard
Code mana yang sesuai untuk diaplikasikan pada sistem perpipaan
yang akan dirancang. Pemilihan standard
code yang benar akan menentukan arah perancangan secara keseluruhan, baik
dari segi biaya, reliabilitas, safety design, dan stress analisis.
3.
Perhitungan dan pemilihan ketebalan pipa.
Pemilihan ketebalan pipa (schedule number)
sebaiknya memenuhi kriteria cukup, aman, dan ketersediaan stok di pasaran
4.
Dengan cara bagaimana sistem perpipaan akan
dikoneksikan satu sama lain, jenis sambungan, dan material sambungan seperti
apa yang sesuai.
5.
Bagaimana planning dan routing dari sistem
perpipaan akan dilakukan. General
arrangement, dan routing sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan aspek inherent safety design, konsumsi pipa
seminimum mungkin tanpa mengorbankan dan mengurangi kemampuan, fungsi dan
operasional dari peralatan yang terkoneksi.
a. Diameter Standar
Diameter
dalam : (ID = Inside Diameter)
Diameter
luar : (OD = Outside
Diameter)
Diameter
Nomonal : (NPS = Nominal Pipe Size)
·
NPS: Nominal Pipe Size, diameter, ID)
satuannya Inchi (pendekatan dalam bentuk diameter bagian dalam (inside dari
pipa).
·
DN: Diameter Nominal, digunakan oleh Negara
di daratan Eropa, dengan satuan milimeter.
·
Sch atau Schedule adalah menunjukan ukuran
ketebalan dinding pipa atau wall-thickness (seringkali merupakan data ID dan
wall thickness)
·
Sebagai tambahan beberapa standart
memberikan metode untuk menentukan ketebalan suatu pipa. Salah satu cara yang
umum adalah dinyatakan dengan beratnya yang diklasifikasikan sebagai berikut,
ü STD-Standard
atau Standart Weight untuk tebal dinding normal pada tekanan pipa 150 psi
ü XS-Extra
strong atau Extra Heavy dengan tekanan diatas 300 psi
ü XXS -
Double extra strong untuk tekanan diatas 600 psi
Menurut ANSI (American National
Standard Institute) dan ASME (American Society of Mechanical Engineer),
ukuran diameter pipa ditentukan sebagai berikut :
1. Untuk
ukuran pipa ⅛ ” – 12” nominal diameter pipa tidak sama dengan diameter luarnya,
yang diukur adalah ID atau inside diameter.
2. Untuk
ukuran pipa >12 ” – 24” nominal diameter pipa sama dengan OD (diameter
luar).
Gambar 2.1 Diameter Pipa Menurut ANSI dan ASME
Untuk pipa yang memiliki OD- outside
diameter sama , namun bisa memiliki tebal dinding yang berbeda beda sesuai
dengan schedule number-nya.
b. Material Satandar
Standar bahan yang dipakai biasanya
memakai standard amerika, yaitu yang dikenal dengan nama :
·
ASTM = American Society for Testing Material
·
API = American
Petroleum Institute
·
ANSI = American
National Standard Institute
1.
Pipa Baja Karbon (Carbon Steel Pipe)
·
ASTM – A. 53 (Grade A and B)
·
ASTM – A. 106 (Grade A,B,C)
·
ASTM – A. 155
2. Pipa Baja Stainless (Stainless Steel Pipe) ∑
ASTM
– A.132 Type 304 (AISI 304)
·
ASTM – A.312 Type 321 (NASI 321)
·
ASTM – A.358 Type 321 (AISI 321)
3. Pipa Baja Tuang
·
ANSI – A.211
4.
Pipa Lapisan Seng (Galvanized Pipe)
·
ASTM – A. 53 Galvanized
·
ASTM – A. 120 Galvanized
Standar bentuk pipa berdasarkan ujungnya
-
|
PLAIN END
|
‡
|
Sambungan pipa dengan socket
welding
|
-
|
THREADED
END
|
‡
|
Sistim sambungan pipa berulir
|
-
|
BEVELED
END
|
‡
|
Sistim sambungan butt
welding
|
a. Carbon
Steel Pipe
Pipa baja karbon atau steel pipe banyak digunakan pada
industri migas. Pipa ini memiliki kekuatan yang tinggi, kenyal, dapat dilas dan
tahan lama. Kelemahannya adalah tidak
tahan terhadap serangan korosi (H2SO4) Carbonate (K2CO3) dan
air laut. Karena itu untuk pipa yang dipasang dibawah laut maupun dalam tanah
akan menggunakan lapisan khusus (coating) agar tidak di serang zat yang korosif.
b. (Pipa Baja) Stainless Steel Pipe
Pipa jenis ini mempunyai sifat tahan
terhadap oksidasi dan zat yang korosif, untuk fasilitas LNG jenis pipa ini
dipakai pada CO2-removal unit, untuk
menyalurkan carbonate, dan untuk flare stack. Stailess steel pipe
memiliki thermal strength yang tingi (1,5 x carbon steel ).
c. Pipa
Basi Tuang (Cast iron)
Pipa besi tuang golongan kelas yang
tahan akan korosi, besi tuang memiliki kekerasan tinggi tetapi memiliki
kerapuhan yang tinggi pula, besi tuang tidak baik dipakai untuk fasilitas yang
memiliki kontraksi dan getaran tinggi.
d. Pipa Galvanized (Galvanized Pipe)
Pipa jenis ini adalah jenis carbon
steel namun bagian luar dan dalam pipa dilapisi dengan seng agar tahan terhadap
karat, digunakan untuk saluran air dan conduit.
2.1.4 Bahan-bahan pipa secara umum
Bahan-bahan pipa yang dimaksudkan
di sini adalah struktur bahan baru pipa tersebut yang dapat dibagi secara umum
sebagai berikut :
1.
Carbon steel
2.
Carbon moly
3.
Galvanees
4.
Ferro nikel
5.
Stainless steel
6.
PVC (paralon)
7.
Chrome moly
Sedang bahan-bahan pipa yang secara khusus dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
1.
Vibre glass
2.
Aluminium (aluminum)
3.
Wrought iron (besi tanpa tempa)
4.
Copper (tembaga)
5.
Red brass (kuningan merah)
6.
Nickel copper = moneh (timah tembaga)
7.
Nickel chrom iron = incomel (besi timah
chrom)
2.1.5 Pemilahan Bahan Pipa
Pipa merupakan sebuah saluran yang mentransmisikan benda
dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam menyalurkan benda, pipa memanfaatkan
kondisi-kondisi yang ada di sekitarnya. Dalam hal penyaluran fluida, pipa
sangat mengandalkan perbedaan tekanan di kedua ujungnya.
Material pipa ada berbagai jenis. Bagaimana cara
menentukan material yang harus digunakan? Untuk menentukan material, terutama
untuk industri, faktor yang paling penting adalah fluida apa yang mengalir
didalamnya. Selain itu, kondisi luar dari pipa juga mempengaruhi. Dan terakhir,
tentu saja sisi ekonomi juga menjadi dasar pemilihan material.
Pemilihan material harus dioptimalkan, mengingat biaya
investasi dan operasional, sehingga Hidup Life Cycle Cost (LCC) dapat
diminimalkan sambil memberikan faktor keamanan yang dapat diterima.
Faktor
penentu untuk pemilihan bahan pipa:
1. Pertimbangan
pokok harus diberikan kepada bahan dengan ketersediaan pasar yang baik
dan didokumentasikan fabrikasi dan kinerja pelayanan.
2. Pencampuran
material yang tidak terlalu bermacam-macam jenisnya
3. Life Design.
4. Operating Conditions.
5. Metode
perlindungan korosi
6. Ketersediaan
bahan.
7. Pemeliharaan
dan tingkat redundansi sistem.
8. Weight reduction.
9. Inspeksi
dan pemantauan korosi.
10. Pengaruh
lingkungan eksternal dan internal, termasuk kompatibilitas bahan yang berbeda.
11. Evaluasi
probabilitas kegagalan, mode kegagalan, criticalities dan konsekuensi.
12. Isu-isu
lingkungan yang berkaitan dengan inhibisi korosi dan perawatan kimia lainnya.
13. Analisis
LCC akan menjadi dasar untuk pemilihan bahan
2.1.6 Komponen Perpipaan
Dalam sebuah proyek instalasi
perpipaan baik migas maupun non migas kita
melihat ada kompponen lain yang selalu berhubungan dan menempel pada pipa.
Komponen-komponen tersebut adalah :
3. Valves - katup
4. Strainger - saringan
5. Bland
6. Boltings - baut
6. Gasket
7. Special Items
8. Dan lain-lain
Dari sekian banyak jenis-jenis dan komponen
pipa tersebut di atas mungkin ada sebagian yang rekan pipe fitter ketahui dan
pernah dikerjakan tapi sebagian lagi belum tahu.Ok lain waktu akan saya
browsing dan sharing gambar dari masing-masing pipa tersebut agar kita semua
sebagai pipe fitter tahu dan tidak buta dengan pekerjaan kita sendiri.
Demikian posting ringkas tentang fungsi dan
jenis-jenis pipa serta komponennya, next ke posting perpipaan selanjutnya.Semoga
bermanfaat.
Gambar 2.2 Macam – macam Sambungan Perpipaan
Banyaknya macam macam sambungan pada pipa terkadang ada yang kita tidak
tahu, karena dalam pemasangan instalasi air tidak selalu lurus pasti akan
terjadi sambungan, belokan, dan lain sebagainya. di bawah ini adalah macam
macam sambungan pipa pvc yang sering di gunakan :
1. SOCK PVC
Gambar 2.3 SOCK PVC
Sock pvc sering kita gunakan
untuk menyambung batang pipa yang kurang atau potongan
2. ELBOW PVC 90
Gambar 2.4 ELBOW PVC 90
Elbow 90 derajat adalah
sebuah sambungan pipa pvc yang di gunakan untuk membelokan pipa ke kanan atau
ke kiri maupun ke atas dan kebawah dengan busur 90 derajat.
3. ELBOW 45 PVC
Gambar 2.5 ELBOW 45 PVC
Elbow 45 derajat ini
berfungsi sama seperti elbow 90 yang berbeda tekukan dari elbow ini adalah 45
derajat.
4. WATER MUR PVC
Gambar 2.6 WATER MUR PVC
Water mur pvc ini biasa
digunakan untuk sambungan pada dekat pompa atau filter air, fungsinya seperti
sock tetapi dapat dibuka dratnya bertujuan untuk perawatan atau terjadi mampet
atau ngempos.
5. SOCK DRAT LUAR (SDL) PVC
Gambar 2.7 SOCK DRAT LUAR (SDL) PVC
Sock drat luar biasa
digunakan untuk penyambukan pada drat dalam dan pada batang pipa, karena memili
drat di luar maka di sebut dengan sock drat luar,
6. SOCK DRAT DALAM (SDD) PVC
Gambar 2.8 SOCK DRAT DALAM (SDD) PVC
Sock drat dalam biasa di
gunakan untuk penyambungan pada pipa pvc dan pada keran air, karena keran air
memiliki drat di luar.
7. T PVC
Gambar 2.9 T PVC
Sambungan T ini biasa
digunakan untuk pencabangan jalur yang tadinya 1 sumber jalur menjadi 2 sumber jalur,
karna bentuknya seperti huruf T maka sambungan ini disebut dengan T.
8. REDUSER
PVC
Gambar 2.10 REDUSER PVC
Sambungan ini disebut dengan
reduser, karna fungsinya adalah menyambungkan kedua pipa yang ukuranya berbeda,
contoh : bila pipa 1inc akan disambung dengan pipa3/4 inc maka di butuhkan
reduser.
9. P-TRAP PVC
Gambar 2.11 P-TRAP PVC
Sambungan ini di sebut
dengan p-trap karna fungsinya adalah untuk penyambungan pipa dari posisi atas
ke samping , dan di bawahnya ada tutup yang dapat di buka (diputar) bertujuan
agar mudah untuk perawatan jika terjadi kemampetan pada pembuangan.
A. STP
(Sewage Treatment Plant)
Sewage
Treatment Plant merupakan bangunan instalasi system pengolah limbah rumah
tangga atau limbah cair domestik termasuk limbah dari dapur, air bekas, air
kotor, limbah maupun kotoran. Limbah yang mengandung logam berat akan mendapat
perlakuan khusus, bukan termasuk dalam limbah domestik.
Bangunan STP biasanya menjadi struktur terpisah dengan struktur utama
namun pada beberapa gedung yang tidak mempunyai lahan yang luas, bangunan STP
berada di bawah bangunan utama atau di bawah basement. Ukuran bangunan STP
menyesuaikan kapasitas penggunaan air pada suatu gedung, Contohnya Semakin
banyak kamar mandi di Gedung D6 maka semakin besar kapasitas STP sehingga
ukuran pun lebih besar.
Tujuan dari
system pengolahan limbah cair domestik adalah agar limbah tidak mengandung zat
pencemar lingkungan, sehingga layak buang sesuai dengan peraturan pemerintah
yang berlaku.
A. STP
(Sewage Treatment Plant)
Terdiri
dari Screen Chamber, Equalization Tank, Aeration Tank, Sedimentation Tank,
Chlorination Tank, Sludge Tank, Blower Room dan Effluent Tank .
1.
Screen Chamber adalah
Suatu "Bak" yang dilengkapi dengan screen ( Tipe
Basket Screen) yang memiliki fungsi sebagai penyaring sampah-sampah /
padatan kasar seperti kertas tissue, plastik, pembalut, dll. yang ada
dalam air limbah awal,sebelum masuk pada Equalization Tank. Juga di
tambahkan Comunitor untuk membantu memperkecil sampah organic, dan
dilengkapi dengan diffuser untuk menghancurkan tinja (feces).
Gambar 2.13 Screen Chamber
2. Equalization
Tank adalah Suatu "Bak" yang digunakan untuk
menyama-ratakan (homogenisasi) aliran air dan kualitas air limbah. Di dalam bak
ini juga di suplai udara dari "air blower", yang
berfungsi sebagai pengaduk yang ditransfer menggunakan diffuser (tipe Air
Seal Diffuser), sehingga proses homogenisasi dapat tercapai. Kemudian akan
di alirkan menggunakan "Equalizing pump" yang bekerja secara automatic
berdasarkan flow switch(pelampung).
Gambar 2.14 Equalization
Tank
3.
Aeration Tank adalah komponen utama
dalam sistem ini,dimana pada bagian ini terjadi penguraian zat-zat pencemar
(Senyawa Organic). Di dalam Aeration Tank ini, air limbah di hembus dengan
udara,sehingga mikro organisme "aerob" yang ada akan menguraikan zat
organic dalam air limbah. Energi yang diperoleh dari hasil penguraian tadi akan
di pergunakan oleh mikro organisme untuk proses pertumbuhannya. Dengan demikian
biomassa akan tumbuh dan berkembang dalam jumlah besar, yang akan menguraikan
senyawa polutan yang ada dalam air limbah. Penambahan udara dalam air
tersebut mempergunakan air blower yang berfungsi menyuplai udara, sehingga
tercipta kondisi aerobik. Selain itu, bak aerasi in dilengkapi dengan diffuser (air
seal diffuser), yang berfungsi menciptakan gelembung-gelembung udara (bubble)
agar proses penyerapan oksigen oleh
mikro organisme dapat lebih optimal.
Gambar 2.15 Aeration
Tank
4.
Sedimentation Tank adalah Sistem untuk
pengendapan partikel - partikel floc( Activated Sludge / lumpur aktif
).sebagian lumpur aktif akan di kembalikan kedalam bak aerasi dan sebagian lagi
akan di buang kedalam bak penampung lumpur(sludge tank). "Airlift
System" yang dipasang pada tanki ini bertujuan mengembalikan / recycle
sebagian besar lumour mengendap untuk di olah kembali,sementara Scum Skimmer berfungsi
menyedot permukaan air dari sampah/padatan ringan."Airlift" dan
"Scum Skimmer" yang digunakan menggunakan tenaga udara yang di
hembuskan dari air blower.Pengembalian kembali Lumpur aktif dan buih harus
kontinyu(terus menerus) agar proses berhasil.Dalam "Sedimentation Tank"
terjadi pengendapan lumpur aktif,sedangkan air limbah yang sudah diolah (lebih
jernih) mengalir secara gravitasi melalui gutter masuk kedalam chlorin
tank dan sebagian masuk kedalam Buffer Tank yang selanjutnya masuk
kedalam proses Recycle.
5.
Chlorination Tank adalah Air olahan
yang berasal dari proses pengendapan, di injeksikan "kaporit" /
chlorine terlebih dulu untuk membunuh bakteri - bakteri pathogen, kemudian akan
mengalir secara gravitasi ke dalam bak effluent.(Effluent Tank).
6.
Effluent Tank adalah Bak proses akhir
dengan bantuan pompa submersible, air hasil pengolahan sebagian akan di alirkan
kedalam saluran pembuangan.
7.
Sludge Tank adalah merupakan bak
penampung lumpur sementara sebelum di buang oleh mobil tinja.untuk mencegah
terjadinya kondisi septic,maka dipergunakan udara untuk mengaduk , sehingga
kondisi aerob tetap terjaga. Bak ini apabila sudah hampir penuh, harus dibuang
dengan menggunakan mobil tinja.
Gambar 2.16 Sludge
Tank
8.
Blower Room adalah merupakan ruang
kontrol sistem STP, dimana blower control panel dan
pompa dossing serta tanki kimia berada di sini. Setiap harinya
operator STP harus masuk ke dalam ruangan ini untuk pengecekan sistem
dan pembuatan larutan desinfektan.
9.
Water Recycling Plant adalah alat yang
terdiri Filter Pump, Sand Filter dan Carbon Filter plus
Chlorinator lengkap dengan aksesorisnya.Penjelasan proses sebagai berikut
:
a.
Clear Water Pump merupakan bak
penampung air yang telah melalui proses filtrasi sand filter dan carbon
filter.
b.
Filter Pump berfungsi untuk memompa air
dari Effluent Tank STP menuju Sand Filter dan Carbon
Filter. Pompa bekerja secara auto berdasarkan Water Level Control dan Pressure
switch.
c.
Sand Filter berfungsi untuk mengurangi
kekeruhan (turbidity) di dalam air.Media yang digunakan adalah Silica Sand dan
Gravel sebagai support.Sand Filter bekerja secara manual/sistem pencuciannya
(backwash) dengan mengubah posisi valve sesuai instruksi arah valve.Proses
backwash di maksudkan untuk membuang kotoran yang tertahan pada lapisan atas
media filter dengan cara merubah aliran air berlawanan yaitu dari bawah ke
atas.dilakukan setiap hari selama 15-30 menit.tergantung kapasitas tabung
filter.
d.
Carbon Filter berfungsi untuk
menghilangkan bau, warna dan zat organik yang larut dalam air. Carbon
aktif sebagai media filter bekerja dengan menyerap /adsorbsi material
organikyang larut dalam air. Sistem pencuciannya sama persis dengan Sand
Filter.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Dengan berakhirnya penulisan dari
tugas perpipaan , maka dapat di simpulkan antara lain :
Pipa
adalah media tempat mengalirnya fluida proses dari suatu unit yang satu ke unit
lainnya. Secara umum karakteristiknya ditentukan berdasarkan material (bahan)
penyusunnya. Ukuran diameter pipa didasarkan pada diameter ”Nominal” antara
diameter luar (OD) atau diameter dalam (ID).
Pipa
juga pada umumnya di pakai pada saluran- saluran pada suatu gedung. Dari
pembahasan penulisan sistem saluran air kotor di Gedung D6 Gundarma Depok adalah
suatu sistem yang berfungsi untuk membuang air kotor dari toilet dan memfilter
air yang telah di gunakan untuk membuang air besar sebelum di buang kembali
agar tidak menjadi pencemaran air. Dari sistem saluran air kotor di
Gedung D6 Gundarma Depok ini kita dapat memahami aliran air yang
melewati pipa sebagai penghantar menuju dari proses awal sampai ke proses
mebuangan
DAFTAR PUSTAKA
[1] http://eprints.polsri.ac.id/1990/3%20II.pdf
[6] http://riadi-sistemperpipaan.blogspot.co.id/2012/05/bahan-bahan-pipa-secara-umum.html